Senin, 03 Oktober 2011

Cerpen - Belahan Hati Untuk Sahabat

Oleh : Devi Ajeng Efrilianda


“Aduh Sil, gimana nih, gue kok suka sama cowok yang sering curhat ke gue, sih!”keluh Chacha, cewek cantik berambut ikal itu.
“Cowok itu siapa, Cha?”tanya Sesil,cewek berwajah bollywood ini penasaran.
“Mmm.... Dito, cowok yang sekelas sama aku, “ jawab Chacha malu.
“Hah?!Si Dito yang tinggi , cakep, putih dan wakil ketua OSIS itu kan?”tebak Sesil antusias.Chacha mengangguk.
“Ah, udah deh, nggak usah dibahas lagi,palingan besok perasan itu juga hilang sendiri,”tiba – tiba Chacha mengalihkan pembicaraan.
“Ya moga aja!”jawab Sesil, sangsi.Mereka langsung masuk ke kelas masing-masing.
Satu sekolahan tahu, Sesil dan Chacha bersahabat.Dimana ada Chacha, distu ada Sesil.Keduanya dikenal sama-sama cantik dan pintar.Pulang skolah , mereka pasti terlihat berdua.Pokoknya mereka tuh, kayak botol sama tutupnya.
            Satu sekolahan juga tahu, Chacha dan Dito bersahabat sejak SMP.Kadang-kadang mereka terlihat berdua.Tepatnya Dito sih yang sering curhat ke Chacha.Nggak tahu kenapa, beberapa minggu ini Chacha ngerasain sesuatu rasa yang beda saat deketan sama Dito.Deg-degan nggak karuan , saat Dito menatap matanya.Cowok jangkung bermata indah dengan alis sekelam malam itu mulai mengobrak-abrik hatinya.Pfiuhh...Chacha nggak tahu kenapa ini bisa terjadi.
            Bel istirahat berbunyi.Dito mengajak Chacha ke perpustakaan.Sekali lagi, ada sesuatu menghentak dada Chacha saat Dito mengulurka tangannya.Penasaran, Chacha menerima ajakan Dito.
Di perpustakaan Dito duduk berhadapan dengan Chacha.Hati Chacha semakin nggak karuan, saat mata Dito mencoba fokus ke mata Chacha.
“Cha, gue mau curhat nih, boleh nggak?”
“Boleh, emang mau curhat apa sih?Tentang cinta?”
“Yup, tentang cinta.Gue sekarang suka banget cewek yang lo pasti kenal banget!”
“Siapa, Dit?Gue kenal?Siapa dia, ya?”
“Lo nggak usah tahu dulu, ya...”jawil Dito ke hidung Chacha
“Kenapa Dit, kok gue nggak boleh tahu?”Chacha penasaran
“Ah...ada alsanya kok, kita ke kantin aja yuk, laper nih!”ajak Dito sambil menyambar tangan Chacha.
Ugh, dalam hati Chacha berharap banget kalau cewek itu adalah dirinya.Ada sebersit kekecewaan dan kehilangan di hati Chacha, kalau cewek yang dimaksud Dito bukan dia.Malamnya, Chacha menceritakan semua curhat Dito ke Sesil.
            Minggu sore, Dito lagi iseng main basket di halaman rumah.Meski tangannya memainkan bola, Dito tampaknya lagi mikirin seseorang.Handphone di sakunya berdering, membuyarkan lamunanya.Oh ada SMS dari Chacha.Isinya, Dito diajak nemenin Chacha dan Sesil ke toko buku.
“Yup”balas Dito sambil bergegas mandi, ganti baju dan melesat ke rumah Chacha.Nggak tahu kenapa, hari ini Dito jadi lebih semangat dari biasanya.
Sampai di toko buku, Chacha langsung mencari novel tentang percintaan.Chacha asyik membolak-balik novel, Dito dan Sesil hanya melihat-lihat buku dan mereka berdekatan.
“Sil, suka baca buku?”tanya Dito, entah mengapa hatinya deg-degan.
“Nggak terlalu suka, ini aja gue dipaksa ama Chacha.Ya gue harus mau dong, nemenin dia!”jawab Sesil yang terpaksa mendongak, karena Dito cukup tinggi.
“O...gitu ya...terus kesukaan lo apa?”
“Nonton film horor, kalau lo sukanya apa?”Sesil mulai tertarik.
“sama kayak lo, kok bisa sama ya?ha ha ha...”tawa Dito, mamerin gighi putihnya.
“Eh, lo satu kelas ya sama Chacha?Sesil makin ngerasa asyik ngobrol.
“Iya, lo itu kelas 11 IA 2, ya?”balik Dito.
“Yup!”jawab Sesil sambil merapikan poninya.
“Eh, lo mau nggak besok malam Minggu gue ajak nonton film horor?”ajak Dito.
“Ya, gue mau kok, jemput gue di rumahnyua Chacha ya, jam 7.Kebetulan rumah gue di belakang rumah Chacha.”Sesil ngasih informasi lebih detail.
“Oke deh!”sambut Dito.
Mereka berdua nggak sadar kalau Chacha sudah ada di belakang mereka sejak tadi.Bahkan mendengar pembicaraan mereka berdua, ada rasa cemburu dalam hati Chacha.Sakit!
Dito dan Sesil rerfleks menengok, setelah tahu keberadaan Chacha di belakang mereka.
“Cha, maaf tadi guea nggak lihat lo.Gue dan Sesil terlalu keasyikan ngobrol”Ujar Dito melumerkan suasana yang tiba-tiba jadi tegang.
Chacha hanya menatap mereka sekilas dan langsung ke kasir membayar novel yang dibelinya.Dito dan Sesil mengejar Chacha.
“Lo kenapa sih Cha?kok langsung cabut aja!”kata Dito bingung
Chacha keluar toko buku dan langsung memanggil taksi yang lewat di hadapannya.
“Chacha...tuh kan dia ngambek, kalau ngambek dia psati pulang sendiri”kejar Sesil diikuti Dito.Taksi melesat meninggalkan Dito dan Sesil yang terbengong-bengong melihat sikap dramatis Chacha.
            Sampai rumah, Chacha membanting tubuhnya di atas kasur, Chacha menangis sesenggukan.Sebenarnya dia juga heran, kenapa dia nangis, saat melihat keakraban Dito dengan Sesil?Apa salah mereka?Kok, dia cemburu dan nangis begini?Pacar Dito?Bukan.Chacha jadi ingat perkataan Dito di perpustakaan.Kalau dia lagi suka sama cewek.Memang sih, sekilas Chacha memikirkan cewek yang disukai Dito itu Sesil.
“Ah..mana mungkin Dito suka Sesil, mereka kan baru sekali ngobrol”hibur hatinya.Tapi terus terang Chacha ngerasa bersalah dengan kejadian tadi.Dalam hati dia ingin minta maaf.
            Pagi di SMA Meredeka biasanya jam 06.30 sudah ramai, hari ini terliha masih lengang.Maklum hujan mengguyur deras sejak dini hari.Chacha sengaja datang pagi, menunggu jedatangan Sesil dan Dito untuk minta maaf.Tiba-tiba Chacha melihat Sesil datang bareng Dito berpayung bersama.Ada sedikit rasa perih menyelusup dada Chacha, nggak terasa air mata menumpuk di pelupuk mata, nyaris jebol.Sebelum keduanya tahu, Chacha berpaling, langsung masuk kelas dan duduk.Diambilnya saputangan dan mengusap perlahan pipinya yang sudah basah air mata.Diambilnya novel, lau pura-pura duduk tenang di bangkunya.
Dito masuk langsung duduk di samping Chacha.Saat Dito mau bicara, Chacha sudah mendahului...
“Baru datang ya.Tdi lo jemput Sesil?”tanya Chacha sambil meletakkan novelnya di laci meja.
“Lo udah nggak marah sama gue?”tanya Dito sambil memandang Chacha.
“Maaf ya Dit, gue udah terlalu egois”ujarnya sambil sekuat tenaga menahan tubuhnya biar nggak berguncang menahan tangis.
“Gue sih nggak masalah Cha tapi, lo lebih baik minta maaf sama Sesil”saran Dito bijak.
“Ya, gue akan minta maaf sama Sesil”Chacha menunduk.
            Dito dan Sesil semakin akrab, kadang Chacha cemburu tapi , dia percaya Sesil nggak akan mengkhianatinya.Nanti malam Dito dan Sesil pergi nonton film.Terus terang, Chacha makin cemburu.Tapi ia membunyikan kesedihan itu dari sahabat dan teman curhatnya.
            Dito datang ngejemput Sesil.Waktu nonton, entah kenapa jantungnya Sesil berdegup dengan kencang begitupun dengan Dito .Dia grogi banget di samping Sesil, setelah nonton, Dito mengajak Sesil makan malam di kafe dekat bioskop.Suasana cukup ramai tapi tetap terasa syahdu, pesanan datang tapi, sebelum Sesil mengambil sendok tiba-tiba Dito bersuara.
“Gue sebenarnya udah suka lo sejak kelas satu.Lo mau nggak jadi pacar gue?”tanya Dito sambil menatap mata Sesil.
“Tapi Dit, gue nggak bisa nerima lo begitu aja soalnya.....”
“Soalnya gimana Sil?”
“Soalnya Chacha itu suka lo juga.Jadi, gue nggak mau khianati persahabatan kami...”kata Sesil, dengan mata kebingungan.
“Apa!Chacha suka sama gue?tapi gue sukanya sma lo”
“Ya, gue juga suka sama lo..tapi gimana dengan Chacha?”suara Sesil cemas.
“Masalah Chacha akan kita hadapi berdua.Sekarang kita jadian?”janji Dito serius.
            Sampai di rumah Chacha, Sesil senyum-senyum sendiri.Chacha semakin curiga dengan kedekatan Sesil dan Dito.
“Jangan-jangan mereka udah jadian?”dalam hati Chacha
Chacha meng-interview Sesil dengan wajah kurang bersahabat.
“Sil, lo tadi malam habis jalan sama Dito kok senyum-senyum sendiri?Lo pasti udah jadian ya sil?”cecar Chacha curiga.
“E...e...nggak kok!Gue Cuma suka filmnya aja!”jawab Sesil gugup.
“Lo kok jawabnya gugup gitu sih?”Chacha semakin curiga.
“Ah..lo kok curiga sama sahabat sendiri”Sesil meyakinkan Chacha.
“Gue kira aja, lo jadian sama Dito”
“Nggak kok Cha!”
            Sesil nggak tahan dengan sikap Chacha yang selalu curiga.Sesil langsung cerita ke Dito tentang hal itu.Akhirnya mereka sepakat untuk bicara sama Chacha saat malam pesta ulang tahun sekolah.
Sekolah yang biasanya malam hari sepi, berubah seperti kafe.Ramai, lampu warna-warni berkelap-kelip.Baju- baju mereka tampak formal, Sesil dan Dito menarik Chacha ke tempat yang agak sepi.
“Kalian kenapa sih, kok ngajak gue di tempat sepi gini?”tanya Chacha curiga.
“Dito mau ngomong sesuatu”ujar Sesil singkat.
“Gue, sebenarnya sama Sesil...”Dito belum nyelesain kalimatnya , Chacha langsung nyerocos.
“Gue tau kalian pasti udah jadian, kan!!”Chacha hanya menebak.
“Nah lo tahu.Jadi, gue nggak repot buat kasih tahu lo”kata Dito lega.
Chacha terkesiap, wajahnya terlihat pias.
“Jadi kalian benar jadian?Gue nggak nyangka lo, Sil , khianatin persahabatan kita!”seru Chacha marah dengan dada naik turun nahan emosi.
“Tapi Cha, gue nggak bisa mengubah cinta gue yang Cuma buat Dito.”Sesil jelasin ke Chacha dengan berurai air mata.
“Halah!Nggak usah banyak alasan!Lo udah janji, nggak akn ngerebut Dito dari gue!”Chacha meledak.
“Cha, kami saling cinta.Lo nggak berhak marah, apalagi sama Sesil, dia kan sahabat lo.Harusnya lo bisa hargain dia!”sentak Dito.
“Oke, gue serba salah!Sil , sekarang kita udah nggak sahabatan lagi.Dit, mulai besok kita nggak satu meja lagi!Gue nggak akn mafin kalian!Gue muka dengan kalian!”cecar Chacha langsung kabur.
            Malamnya, saat Chacha tidur, dia bermimpi.Sesil akan meninggalkan dia untuk selamanya.Chacha terbangun bermandikan keringan dingin.Chacha nggak mau kehilangan Sesil, nggak mau.Dalam hati dia berjanji, besok akan minta maaf pada dua sahabatnya itu.
Di kantin Chacha langsung menghampiri mereka berdua.
“Hai Sil, Dit.Gue minta maaf ya.Gue terlalu egois dan nggak bisa n kalian.Maafin gue ya?”parau suara Chacha menahan isak tangis.
“Gue mau Cha, kalau lo Sil, mau kan?”tanya Dito lembut.
“Ya..gue maafin.Lo kan sahabat terbaik gue!”songsong Sesil memeluk Chacha.
“Oh ya Sil, belahan hati gue untuk sahabat sejati gue.Gue nggak pantas buat Dito”Chacha melepas pelukan dan memandang Dito.
“Makasih Cha!Lo akan dapat cowok yang lebih baik”
Kedua sahabat itu berpelukan lagi, perlahan hujan turun, bagaiakan ikut terharu.

SELESAI

Tidak ada komentar :

Posting Komentar