Senin, 21 Mei 2018

Pulangku (Mini Cerbung)

PULANGKU


Babak 3 (Tim)

 Siapa yang menyangka manusia aneh itu asisten dosenku mata kuliah penyelidikan lokasi.  Memang aneh tapi inilah hidup, tak ada yang dapat diprediksi untuk ke depannya. Sepertinya besok harus bersikap biasa saja seolah tidak tahu identitasnya. Ya besok harus bertatap muka dengan Pak Ridwan kembali atau dengan asistennya itu, baiklah drama dimulai.
Seharusnya jantung ini detaknya santai saja tapi kenapa seperti maraton tak karuan. Sepertinya si comel memperhatikan keadaanku yang tak jelas ini, dicubitnya bahuku dengan refleks ku menjerit kesakitan.
"Hahaha, kenapa gelisah gitu?santai aja " Ledek Lina 
Aku hanya menggerutu tak jelas, memang benar apa yang dikatan si comel keadaanku memang lagi gelisah tak jelas. Suara derap sepatu memasuki kelas kami, beruntunglah hari ini Pak Ridwan hanya sendirian aku lihat tidak ada tanda-tanda dari asistennya yang aneh itu.
"Baiklah seperti yang bapak bilang pada 2 minggu yang lalu, proposal yang menarik akan dapat pembinaan lokasi proyek dengan saya" Kata Pak Ridwan sambil membaca proposal yang dipegangnya
Dua minggu yang lalu kami mendapatkan tugas proposal penggarapan proyek di kampung-kampung dekat kampus kami. Bagi yang layak untuk dikerjakan dan menarik akan dibimbing langsung oleh Pak Ridwan. Ternyata kelompokku lah yang terpilih dibina oleh Pak Ridwan, aku satu kelompok dengan si comel dan dua temanku lagi yaitu si Bian dan Deni. Kampung yang kami ambil cukup jauh dari kampus, memang kami memilih kampung yang masih kurang berkembang dari segi fasilitas umum. Mulai besok kami diminta untuk berkumpul untuk pembinaan perdana di lokasi proyek. Pengalaman baru buat kami, semester 6 memang banyak tantangan baru jadi mau tidak mau harus siap dengan tantangan yang ada.
"Kenapa juga kita yang terpilih" Gerutu si comel
"Haha kenapa ngeluh?" Tanya Deni
"Biasa Den dia malas tinggal disana dalam waktu 2 minggu" Jawabku bercanda
Lina memang belum terbiasa dengan kegiatan di kampung yang pasti serba gotong royong dan menjunjung nilai sosial yang cukup tinggi. Maklumlah dia memang tinggal di kota besar sejak kecil dan sering berpindah tempat tinggal demi ikut Ayah nya bertugas.
Keesokan harinya kami sudah menunggu di ruang pertemuan jurusan, beberapa persiapan sudah kami siapkan dalam waktu semalam. Tepat jam 10.00 Pak Ridwan memasuki ruangan, dan benar dugaanku beliau bersama asisten anehnya itu, awalnya aku antusias tapi sekarang berubah gugup.
"Kenapa manusia itu ikut ?" Batinku kesal.
Setelah Pak Ridwan membuka pertemuaan saat ini, beliau memperkenalkan asisten barunya. Benar, dia bernama Pak Ali  jadi si comel tidak lagi mengerjaiku. Ternyata Pak Ali sudah lulus setahun yang lalu sekarang menjadi asisten dosen dan melanjutkan kuliahnya di kampus kami. Cukup cerdas.
"Mungkin selama disana Pak Ali juga akan ikut dampingin kalian" Instruksi Pak Ridwan
Dyaarrr! bak disambar petir di pagi hari, nggak salah nih selama dua minggu harus bertatap muka dengan manusia aneh ini. Rasanya aku ingin mundur saja, tapi tidak mungkin aku egois hanya demi urusan pribadi seperti ini. 
"Jodoh nggak kemana ya" Bisik Lina
Semakin berjaya nih si comel meledekku, jangan sampai temanku yang lain tahu tentang hal ini. Karena bagiku ini sangat aneh dan aneh, tapi Aku lihat Pak Ali biasa saja tak seperti mengenalku bahkan senyumnya dingin.
 "Benarkah dia yang menhubungiku?" Batinku penasaran.

Bersambung.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar